Monday, December 13, 2010

Paper Public Relation Profesional di Era Global (Tugas 2- PR)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Definisi Public Relation

Merupakan jembatan komunikasi untuk memberi informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati dan membangkitkan ketertarikan masyarakat supaya mengerti dan menerima sebuah situasi dengan menciptakan program-program secara terencana. Tugas utama PR adalah menyampaikan informasi dan membangun citra perusahaan dan produknya, namun sebetulnya juga menyangkut upaya-upaya untuk membentuk kesan positif perusahaan dalam benak setiap orang.
Rute pokok operasi humas adalah komunikasi getok tular (word of mouth), artikel pers (press and news stories) dan rekomendasi personal. Tujuannya adalah, untuk menempatkan perusahaan dan produknya dalam memori serta pembicaraan masyarakat dalam artian positif. Karena informasi muncul dalam bentuk berita, maka informasi ini memiliki bobot yang lebih.

1.2.      Definisi Profesional
Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah.
Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.

1.3.      Definisi Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara

BAB II
HASIL PENULISAN

2.1.      Public Relation Profesional di Era Global
Public Relation dalam terminology bahasa Indonesia diartikan sebagai Hubungan Masyarakat (biasa disingkat Humas). Dari arti tersebut maka dapat dijabarkan seorang Public Relation harus dapat membangun hubungan dengan masyarakat melalui citra positif perusahaan yang ia wakili. Bahkan di Indonesia sendiri telah dimunculkan UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dimaksud khususnya berkaitan dengan hak dan kewajiban pemohon informasi serta hak dan kewajiban pengelola informasi.

Globalisasi: dunia tanpa batas, kentara sekali saat ini batas-batas antar negara, batas social, ekonomi serta budaya sudah dikaburkan melalui media internet. Setiap detik kita dibanjiri informasi paling baru melalui internet. Kondisi ini biasa disebut sebagai Era 2.0, Era dimana akses reputasi perusahaan menjadi lebih terbuka dan langsung ke publik, dalam hal ini customer perusahaan itu sendiri. Akses social media yang sudah membumi dan menjadi teman kesehari-harian publik membuat publik memiliki power yang besar membentuk opini, menyebarkan berita, dan mempengaruhi publik lain akan sebuah isu perusahaan.

Sebelum era PR 2.0, akses ini hanya bisa melalui media massa.  Saat itu, power media sangat kuat.  Media menjadi akses satu-satunya untuk membentuk opini, menyebarkan berita dan mempengaruhi publik.  Komunikasi berlangsung 2 arah (timbal balik) antara perusahaan dengan publik, tapi melalui perantara media.  Sehingga akses menjadi tidak langsung, berlangsung lebih lama, dan banyak noise komunikasi yang terjadi.

Segala informasi yang dimuat secara online ini, sangat susah dikontrol penyebarannya. Peran PR di era 2.0 menjadi semakin kompleks, maka PR 2.0 yang mengerti perkembangan ini, akan juga memantau opini-opini yang terjadi diranah social media, yang merupakan media langsungnya publik menuangkan segenap pikiran-pikirannya, termasuk potensinya untuk menyebarkan isu perusahaan (Breakenridge, 2009).
  1. Monitoring perusahaan di social media termasuk Blog, Twitter, Facebook.  Hal ini bisa dilakukan dengan berlangganan Google Alert, yang nantinya akan mendeteksi keyword-keyword yang berhubungan dengan perusahaan dan hasil deteksi ini akan dikirimkan ke email kita.  Begitu juga dengan fitur Facebook dan Twitter.
  2. Enggagement/lobbying dengan social media influencer, seperti Blogger dan Twitter yang memiliki banyak pengikut.  Seperti media relations untuk posisi tanggung jawab PR, perlu juga diadakan social media influencer relations yang menjadi perhatian khusus divisi PR sebuah perusahaan.
  3. Tetap meningkatkan kualitas dengan media massa konvensional dan online, terutama pimpinan media terkait sehingga level lobbying tetap bisa terjaga.
  4. Tanggap jika melihat ada isu langsung yang kira-kira memiliki potensi negatif bagi reputasi perusahaan, dan langsung disikapi bijaksana dengan barometer reputasi perusahaan sebagai taruhan utamanya, dan bukan tentang siapa yang benar siapa yang salah (Breakenridge, 2009).
DAFTAR PUSTAKA


http://davefleet.com/
http://communication.howstuffworks.com/
http://humasbatam.com/
http://afrilwibisono.wordpress.com

Paper 2 untuk Mata Kuliah Public Relation 1
Anita Achmad
S1 Hospitality/ semester 7
STIPRAM Yogyakarta

Paper Public Relation

ORIENTASI
PUBLIC RELATION
Merupakan jembatan komunikasi untuk memberi informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati dan membangkitkan ketertarikan masyarakat supaya mengerti dan menerima sebuah situasi dengan menciptakan program-program secara terencana.
SALES
Tugasnya mengenalkan dan menjual produk/ jasa yang dihasilkan perusahaan kepada pelanggan tetap/ calon pelanggan potensial biasanya ditentukan dengan target yang jelas secara kuantitatif dan nominal omzet.         
MARKETING
Memadukan aktivitas promosi, distribusi, pelayanan dan harga untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Target dinilai bukan dari kuantitatif dan nominal omzet saja tetapi juga memperhatikan tingkat kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi produk/ jasa yang ditawarkan secara berkelanjutan.
Contoh Kasus:
DELL VS Jeff Jarvis (Author: “What Would Google Do?”)
Melalui posting di Blognya pada Juni 2005, Jeff menumpahkan kekesalannya dengan judul “DELL SUCKS” dengan maksud untuk memperingatkan calon pembeli selanjutnya untuk berhati-hati dalam membeli produk DELL. Dalam waktu singkat, ratusan komentar berdatangan dan menyebar ke jutaan orang lain sehingga meningkatkan gerakan “Anti-DELL”. Dan pada bulan Agustus 2005 Pada bulan Agustus 2005, BusinessWeek menerbitkan cerita ini pada majalahnya
dengan judul "Dell: In the bloghouse"
Protes Jeff Jarvis ternyata tidak digubris oleh pihak DELL, lambat laun citra brand DELL mulai rusak dengan mulai meurunnya tingkat kepuasan pelanggan, penjualan semakin mengecewakan dan harga saham hamper turun separuhnya.
Pada akhirnya Jeff mendapatkan pengembalian uang untuk laptopnya setelah mengirim email resmi pada Kepala Pemasaran DELL dan Chief Ethics Officer, bahkan DELL menawarkan laptop baru tetapi ditolak karena Jeff sudah kehilangan kepercayaan.  Lalu Jeff menulis surat terbuka melalui Blognya kepada Michael Dell cara  mengatasi bloggers dan customer dalam era internet.
April 2006, Public Relation DELL mulai memperbaiki citranya dengan langsung menurunkan technical supportnya langsung pada blogger untuk menawarkan solusi dan mengatasi masalah. Juli 2006, DELL membuka blognya sendiri di Direct2DELL, sebagai tempat keluh kesah dan pujian pelanggan, tempat pelanggan merating dan mereview baik dan buruknya produk DELL secara langsung. Dan DELL menganggapi setiap komentar dan merekomendasikan setiap masalah dengan baik.  Setelah Public Relation DELL turut "online", negative blog mengenai produk DELL turun dari 49% menjadi 22%, penjualan meningkat tajam, dan produk DELL
 semakin dipercaya oleh pelanggannya.

STRATEGI DALAM PUBLIC RELATION
Reactive PR
Merupakan respon terhadap serangan dari luar perusahaan dan upaya-upaya menetralkan serangan tersebut.
Contoh Kasus:
RS OMNI INTERNATIONAL VS PRITA
Public Relation RS OMNI tidak menjalankan fungsinya dengan tidak melakukan program penanganan krisis (Crisis Plan). Management RS OMNI Nampak ingin tampil sebagai pihak yang benar di mata hukum dengan membiarkan Lawyer-nya melakukan pembelaan hukum lewat Pasal UU ITE ketimbang me-restrukturisasi reputasi perusahaan di mata public.
Terbukti sepanjang kasus ini berkembang melalui media Blog, Facebook, dan media Online besar; dalam 2 bulan pertama publik telah menguasai opini negative mengenai RS OMNI.  Suara media yang membela Prita ditabarengi lagi dengan masa kampanye Pemilihan Presiden yang menjadikan Prita sebagai bahan kampanye semakin mencoreng citra baik RS OMNI.
Pada akhirnya RS OMNI dengan sangat terlambat mengakui kesalahannya dengan mencabut gugatan terhadap Prita di saat Koin Peduli Prita sukses berat disukung mayoritas publik.

Proactive PR
Dengan sistematis berusaha mempengaruhi opini publik tanpa menunggu datangnya serangan eksternal terhadap perusahaan.
Contoh Kasus:
KASUS OREO
Dampak ditariknya produk makanan dari Cina yang mengandung melamin, adalah ditariknya produk Oreo dikarenakan biskuit ini merupakan produksi Cina.
Pemulihan citra biskuit Oreo diimplementasikan melalui iklan baru dengan menggunakan Ferdi Hasan sebagai endorser iklan. Iklan tersebut menceritakan tentang seorang ayah (yang diperankan Ferdi Hasan) betapa sayangnya dia kepada 2 anaknya dan hanya memberikan yang terbaik untuk anaknya sambil memberikan Oreo. Bahkan jalan cerita iklan ini juga menjelaskan bahwa awalnya sang “ayah” merasa ragu, kemudian Ia mendatangi pabrik pembuatan Oreo. Kemudian yakin bahwa produk Oreo yang dipasarkan di Indonesia merupakan produksi dalam negeri sehingga dapat dipastikan tidak mengandung melamin dan aman dikonsumsi.

Kesimpulan:
Diantara 2 strategi Public Relation, yang paling baik adalah strategi Proactive. Dengan bersikap proaktif, Public Relation akan lebih siap dalam memegang kendali atas proses pembentukan opini publik (yang bersifat negatif).
Program-program proaktif yang dapat dilakukan antara lain:
1.      Melakukan monitoring perusahaan di social media (sangat penting di era Internet)
2.      Melakukan lobbying dengan social media influencer.
3.      Tetap meningkatkan kualitas dengan media massa konvesional maupun online agar level lobbying dapat terjaga.
4.      Tanggap apabila ada isu yang berpotensi negatif bagi reputasi perusahaan dan segera disingkapi dengan bijaksana.

Paper untuk Mata Kuliah Public Relation I
Anita Achmad
S1 Hospitality/ Semester 7
STIPRAM Yogyakarta

Paper KA ANDAL

PEMBANGUNAN RESORT “VILLA HIJAU” DI KAWASAN BUKIT BALE AGUNG NUSANTARA EMAS, KODYA BATU, MALANG RAYA
KERANGKA ACUAN
ANALISI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP


BAB I
KOMPONEN YANG DITELITI

Untuk mendukung pengembangan kawasan Wisata Songgoriti di Kodya Batu, Malang Raya maka pembangunan Resort “Green Villa” di kawasan Bukit Bale Agung Nusantara Emas, Desa Songgokerto yaitu suatu bangunan akomodasi yang nyaman bagi setiap wisatawan yang hendak menghabiskan waktu istirahatnya dengan menikmati pemandangan alam di desa Songgokerto, Kodya Batu, Malang Raya.
Banyak kegiatan untuk percepatan pembangunan yang direncanakan berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, oleh karena hal tersebut maka memerlukan suatu studi AMDAL. Percepatan pembangunan harus tetap berprinsip kepada wawasan lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini dituangkan pula dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 ahun 2006 tentang pembentukkan Tim Teknis Studi AMDAl untuk melaksanakan proses pelingkupan dan penyusunan dokumen Kerangka Acuan ANDAL terkait dengan proses pembangunan Resort “Green Villa” di kawasan Bukit Bale Agung Nusantara Emas, Kodya Batu, Malang Raya.
Proses studi dilakukan oleh praktisi, akademisi, ahli dari kementrian lingkungan hidup serta ahli dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi Jawa Timur. Proses pelingkupan telah dilakukan dengan kegiatan pembahasan rencana kegiatan bersama pemrakarsa, prediksi dan identifikasi jenis dampak, peninjauan lapangan, analisis dan perumusan isu pokok serta penyususnan Kerangka Acuan ANDAL (KA ANDAL) pembangunan Resort “Green Villa” di kawasan Bukit Bale Agung Nusantara Emas, Batu – Malang ini belum dipublikasikan melalui media massa, namun sebagian besar masayarakt di sekitar lokasi pembangunan telah mengetahui rencana kegitan tersebut.
Dengan diselesaikannya kegiatan pelingkupan rencana pembangunan Resort “Green Villa” ini telah dilakukan pembahasan dengan berbagai pihak terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup.
Tahapan kegiatan Tim Teknis ANDAL pembangunan Resort “Green Villa” di kawasan Bukit Bale Agung Nusantara Emas, Kodya Batu, Malang raya ini mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.    Pengkajian rencana kegiatan
2.    Penggalian informasi tambahan melalui diskusi.
3.    Pelaksanaan tinjauan dan Observasi lapangan
4.    Identifikasi dampak potensial (desk study)
5.    Diskusi evaluasi dampak hipotetik
6.    Verifikasi hasil tinjauan dipadankan dengan hasil evaluasi dampak
7.    Penyusunan laporan pelingkupan menjadi Kerangka Acuan ANDAL (KA ANDAL)

Maka untuk memenuhi Peraturan Menteri Lingkunan Hidup No. 8 Tahun 2006, Pemrakarsa Resort “Green Villa” membentuk Tim Teknis Studi Analisis Lingkungan. Dalam studi andal, kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak disebut isu pokok. Dampak yang ditetapkan sebagai isu pokok ini diperoleh dari hasil proses pelingkupan (scooping) yaitu proses untuk mengidentifikasi dampak penting terkait kegiatan proyek, kondisi asal proyek dan dasar hokum. Proses pelingkupan dalam hal ini diperlukan untuk menentukan dampak penting terhadap lingkungan untuk studi secara mendalam. Proses pelingkupan dampak penting melalui proses sebagai berikut:
  1. Identifikasi dampak penting melalui matrik interaksi sederhana menggunakan bagan alir antara kegiatan dengan rona lingkungan hidup.
  2. Evaluasi dampak potensial untuk evaluasi keterkaitan dampak kegiatan proyek dengan lingkungan primer, sekunder dan tersier.
  3. Pemusatan dampak penting (Focussing) yang dilakukan dengan mengelompokkan dampak penting atas beberapa kelompok menurut keterkaitannya satu sama lain lalu diurutkan dan ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan ekologi.


BAB II
KOMPONEN YANG DIKAJI

Pembangunan Resort “Green Villa” ini bertujuan untuk mendukung perkembangan kawasan wisata Songgoriti yang kaya akan potensi wisata baik alam maupun budaya. Dengan dibangunnya Resort “Green Villa” ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomi warga sekitar melalui sektor pariwisata.
Lokasi                                                : Kawasan Bukit Bale Agung Nusantara Emas, Desa
                                                  Songgokerto, Kodya Batu, Malang Raya
Status                                     : Direncanakan untuk pembangunan Resort “Green Villa”
Dimensi Bangunan             : Terdiri lebih dari 200 kamar
Pembebasan Lahan                       : Tidak Ada (tanan milik pemrakarsa)
Kondisi Lahan                      : Lereng Gunung Panderman, Agak Terjal dengan
ketinggian 800 – 1550 meter diatas permukaan laut
Sumber Material                   : Semen, Beton, Batu, Bata
Sumber Dana                       : Swasta
Kondisi lingkungan sekitar rencana pembangunan Resort “Green Villa” berupa kawasan wisata Songgoriti, kawasan hutan konservasi milik Perhutani, serta kawasan budidaya berupa permukiman enclave adalah kantong-kantong permukiman masyarakat tradisional di dalarn hutan yang telah berlangsung secara turun temurun dan biasanya mempunyai fungsi khusus sebagai penyangga hutan lindung atau wilayah dengan budaya yang khas. Sedangkan kondisi kebun pada umumnya adalah kebun produktif dengan komoditas utama antara lain: apel batu, jeruk, pisang dan nangka serta menjadi tempat pengembangan penelitian kedele jepang “Edamamae”.
Dilihat dari kondisi tanahnya, lokasi rencana pembangunan ini berada pada kawasan dengan tanah rawan bencana longsor dan erosi, terutama pada kawasan berbukit dengan kemiringan relatif agak terjal.


BAB III
KOMPONEN YANG DIANALISIS

3.1 Lingkungan Fisik Kimia
Kondisi alami lingkungan Fisik Kimia di Bukit Bale Agung Nusantara Emas adalah sebagai berikut:
  1. Iklim
Termasuk iklim kering (dry climate), dengan suhu rata-rata berkisar 220 – 24oc
Kecepatan angin berkisar 10,73 km/jam
Curah Hujan berkisar 2000 – 3000mm per tahun, dengan jumlah hari hujan berkisar 134 hari

  1. Fisiografi
Berupa daerah lereng Gunung Panderman dengan kemiringan lereng 21% - 40%. Lereng pegunungan tersusun dari tanah penutup (tanah residual dan tanah kolovial) setebal kurang dari 2 (dua) meter, bersifat gembur dan mudah lolos air, menumpang diatar batuan dasarnya yang lebih padat dan kedap. Serta rawan gempa. Vegetasi terbentuk dari tumbuhan berdaun jarum dan berakar serabut

  1. Hidrologi
Dengan adanya Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, maka Desa Songgokerto ini juga merupakan daerah resapan air tanah untuk mencukupi kebutuhan 17 wilayah lainnya. Air ini digunakan untuk emmenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari seperti kegiatan MCK, memasak, pengairan kebun.

  1. Ruang, Lahan dan Tanah
Penggunaan Lahan dibagi menjadi 4 yaitu:
a.    Hutan alam dengan relief makro dan mikro alami dan Hutan produksi milik Perhutani.
b.    Kebun tadah hujan, dengan komoditi buah-buahan dan sayuran.
c.    Sawah irigasi dengan system pengairan penggenangan.
d.    Pemukiman yang berbentuk  enclave

3.2 Lingkungan Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya
Komponen sosial ekonomi dan sosial budaya yang ada di wilayah Kodya Batu, Malang Raya diuraikan sebagai berikut:

  1. Demografi
Jumlah penduduk di Desa Songgokerto : 6.369 Jiwa (Data Statistik tahun 2006)

  1. Ekonomi
Penyangga ekonomi terbesar di Kodya Batu datang dari sektor perdagangan berupa kawasan wisata, hotel dan restoran sebesar 45%, disusul dengan sektor jasa, pertanian, industry pengolahan masing masing 14%, sektor pengangkutan dan komunikasi 5%, sektor keuangan 4%, sektor bangunan dan sektor Listrik, Gas, Air Bersih masing masing 2%, sektor Pertambangan dan Penggalian 1%.

  1. Budaya dan Sejarah
Yakni gudang tempat pernyimpanan persenjataan di Dukuh Tambuh, pernah tersimpan persenjataan belanda, pada saat jaman VOC kala itu yang sudah ratusan tahun usianya, Pesarehan Mbah Patok (disakralkan masyarakat sekitar), Peninggalan sejarah dan budaya berupa Candi Supo, beberapa ritual berupa: Bersih desa (ritual selamatan), serta peringatan Satu Suro

  1. Kesehatan Masyarakat
Fasilitas kesehatan masyarakat cukup memadai dengan adanya: posyandu, puskesmas, RSU Baptis serta RS bersalin yang tersebar di berbagai wilayah Kodya Batu, Malang Raya.

  1. Prasarana dan Sarana Umum
Ada prasarana pendidikan, PDAM, TPA, Sanitasi (berupa MCK pribadi dan umum, septic tank, cubluk, serta Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja atau IPLT di daerah Durek), Drainase yang memadai, Prasarana Jalan (berupa jalan nasional, jalan propinsi, dan jalan local), serta Moda Transportasi (berupa Terminal regional dan Stasiun Kereta Api).

  
BAB VI
KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP POTENSIAL BERDAMPAK PENTING

4.1  Dampak Potensial Penting Lingkungan
1.    Kestabilan Geologis dan Struktur Tanah
Resiko kegagalan Pembangunan Resort “Green Villa” . Mengingat lokasi rencana proyek ini berada pada daerah rawan longsor dan erosi.
2.    Berkurangnya daerah resapan air tanah
Daerah lereng dengan ketinggian 800 -2000 meter diatas permukaan laut biasanya berfungsi sebagai daerah resapan air tanah yang dapat digunakan dalam ketersediaan air tanah.
3.    Kemungkinan rusaknya hutan alam dan hutan konservasi milik Perum Perhutani
Kaji kemungkinan kerusakan hutan alam dan hutan konservasi ini karena lokasi proyek berbatasan dengan kedua hutan tersebut.
4.    Peningkatan pencemaran udara, bising dan getaran
Kaji potensi pencemaran udara (emisi debu hasil pelaksanaan proyek), kebisingan dan getaran (penggunaan alat-alat berat).
  
4.2  Dampak Potensial Penting Kesehatan Masyarakat
1.    Perubahan Pola Penyakit
Kaji potensi dan prediksi perubahan pola penyakit masyarakat di sekitar lokasi proyek pembangunan Resort “Green Villa” terutama yang berhubungan dengan sistim pernafasan.

4.3  Dampak Potensial Penting Sosial Ekonomi Budaya
1.    Terhambatnya Arus Wisatawan
Kaji potensi terhambatnya arus wisatawan terutama yang menuju lokasi kawasan Songgoriti yang dekat dengan lokasi proyek.

2.    Rusaknya Cagar Budaya
Kaji potensi adanya cagar budaya yang mungkin belum ditemukan, mengingat wilayah Desa Songgokerto terdapat banyak benda-benda peninggalan sejaran dan budaya.

3.    Tanggapan dan persepsi nagatif dari masyarakat
Kaji tanggapan dan persepsi masyarakat terhapad rencana pembangunan Resort “Green Villa” di kawasan Bukit Bale Agung Nusatara Emas, Desa Songgokerto, Kodya Batu, Malang Raya.

4.    Peningkatan pendapatan masyarakat
Kaji dan prediksi kemungkinan perubahan tingkat pendapatan masyarakat beserta sumbernya, baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi maupun operasi.
5.    Peningkatan konflik
Kaji dan prediksi kemungkinan timbulnya konflik dan perubahan kondisi keamanan yang bersumber pada pembangunan Resort “Green Villa”.

6.    Terbukanya lapangan kerja
Kaji dan prediksi kemungkinan terbukanya lapangan usaha baru dan peningkatan pendapatan masyarakat.

7.    Konflik ketenaga kerjaan
Jelaskan penggunaan tenaga kerja local dalam rekruitmen tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pembangunan Resort “Green Villa” di kawasan Bukit Bale Agung Nusantara Emas, Desa Songgokerto, Kodya Batu, Malang Raya.

4.4   Dampak Potensial Penting Tata Ruang dan Lahan
1.    Perubahan Tata Ruang Desa
Kaji kondisi lahan dan prediksi kemungkinan perubahan tata ruang Desa Songgokerto sebagai salah satu dampak pembanguna Resort “Green Villa”.

  
BAB V
PENENTUAN LINGKUP KEPAKARAN

Dalam Studi ANDAL ini, pemrakarsa dapat menunjuk pelaksana studi yang memiliki kompetensi dan keahlian sesuai bidang yang ditelitinya. Minimal Pelaksana Studi harus mencakup kepakaran sebagai berikut:

1.     Geofisika – Kimia
a.    Ahli Planologi
b.    Ahli Geologi
c.    Ahli Hidrologi
d.    Ahli Teknik Sipil
e.    Ahli Teknik Kimia

2.    Biologi
a.    Ahli Biologi
b.    Ahli Kehutanan
c.    Ahli Teknik Lingkungan

3.    Sosial, Ekonomi dan Budaya
a.    Ahli Antropologi Sosial, Ekonomi dan Sumber Daya Alam
b.    Ahli Sejarah.

4.    Kesehatan Masyarakat
a.    Ahli Kesehatab Lingkungan
b.    Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja



BAB VI
PENENTUAN WILAYAH STUDI

Berdasar analisis hasil observasi Laporan Tim Teknis dan pemrakarsa Kegiatan Pembangunan Resort “Green Villa” di kawasan Bukit Bale Agung Nusantara Emas, Batu – Malang menetapkan batas-batas studi supaya pada pelaksanaannya menjadi fokus, tepat dan efektif. Batas wilayah ini yang digunakan untuk menentukan titik-titik sampel dalam pengumpulan data primer dan sekunder untuk kebutuhan penelitian, pengkajian dan prediksi dampak. Penentuan titik-titik sampel harus dalam batas wilayah studi yang dimaksud sebagai berikut:

1.    Batas Proyek
Dikonsentrasikan pada lokasi pembangunan Resort “Green Villa” maupun pada prasarana dan sarana penunjang serta arela quarry untuk penyediaan material pembangunan Resort dengan jarak memadai dari kegiatan atau aktifitas fisik pada masing-masing komponen kegiatan.

2.    Batas Ekologis
Mempertimbangkan keberadaan berbagai badan air (Daerah Aliran Sungai = DAS) disekitar lokasi. Juga mempertimbangkan arah angin dominan melalui kajian Wind Rose di sekitar lokasi guna memperkirakan dampak penyebaran emisi debu. Serta mempertimbangkan letak atau lokasi hutan konservasi milik Perhutani yang berbatasan dengan batas proyek pembangunan tersebut.

3.    Batas Sosial
Difokuskan langsung pada pemukiman penduduk yang dekat dengan lokasi proyek pembangunan. Batas utara berbatasan dengan: Kawasan Perhutani dan Kel. Sumberejo, Batas Timur: Desa Pesanggrahan, Batas Selatan: Kawasan Perhutani dan Batas Barat: Kawasan Songgoriti.
BAB VII
PENENTUAN WAKTU STUDI
Alokasi Waktu untuk Proses penyusunan Kerangka Acuan ini dijelaskan pada bentuk Tabel:
TABEL 7.1
WAKTU STUDI
NO
Pelaksanaan
BULAN 10
BULAN 11
Kegiatan
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Pengkajian Rencana Kegiatan







2
Penggalian informasi tambahan melalui diskusi







3
Pelaksanaan tinjauan & observasi lapangan







4
Identifikasi dampak potensial (desk study)







5
Diskusi evaluasi dampak hipotetik







6
Verifikasi hasil tinjauan dipadankan dengan hasil evaluasi dampak







7
Penyusunan laporan pelingkupan menjadi KA ANDAL









BAB VIII
PENENTUAN BIAYA STUDI

Berikut ini adalah rincian biaya selama pelaksanaan studi pelingkupan pembangunan Resort “Green Villa” di kawasan Bukit Bale Agung Nusantara Emas, Batu – Malang:
A.   Biaya Bahan dan Alat
1.    1 Rim Kertas HVS A4 80gr                                                             Rp.       30.000,-
2.    Alat-Alat Tulis                                                                                    Rp.     100.000,-
3.    10 box Klip Kertas @1.000                                                             Rp.       10.000,-
4.    2 pak Map Plastik @20.000                                                            Rp.       40.000,-
5.    2 Buku Teori                                                                                      Rp.     200.000,-
6.    Gunting, Staples, Isolasi                                                                   Rp.       50.000,-
7.    Kantong Plastik                                                                                Rp.        50.000,-
8.    2 USB 8GB Kingston @168.000                                                   Rp.      336.000,-
9.    2 kotak amplop @8.000                                                                 Rp.         16.000,- (+)

Total                                                                                             Rp.      832.000,-

B.   Biaya Operasional
1.    Pulsa GSM (6 minggu)                                                                   Rp.     1.500.000,-
2.    Honor pembantu peneliti 3 org @250.000                                  Rp.        750.000,-
3.    Honor Konsultasi Kepakaran (Geologi)                                      Rp.      1.000.000,(+)

Total                                                                                          Rp       3.250.000,-

C.   Biaya Transportasi dan Akomodasi
1.    Transport ke lokasi 6 hari @50.000                                             Rp.        300.000,-
2.    Konsumsi Responden 50 org @10.000                                      Rp.        500.000,-
3.    Akomodasi                                                                                      Rp.        600.000,(+)

Total                                                                                          Rp.      1.400.000,-

           
D.   Biaya Fotocopy dan Rental
1.    Rental Internet 5 jam/ minggu – 6 minggu @3.000/jam               Rp.         90.000,-
2.    Rental computer 3 jam/ hari – 6 hari @1000/jam                         Rp.         18.000,-
3.    Biaya Print 100lbr @200                                                                 Rp.         20.000,-
4.    Fotocopy, Jilid Proposal @10.000 x 2                                           Rp.         20.000,-
5.    Biaya tidak terduga                                                                          Rp.        500.000,(+)
Total                                                                                             Rp.        648.000,-    

Total A+B+C+D                                                                         Rp.      6.130.000,-       



Paper untuk Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Environment Impact Assessment
Anita Purwita Sari
S1 Hospitality / semester 7
STIPRAM Yogyakarta